Bismillahirrahmanirrahim...
"Hanyasanya takut akan Allah Taala daripada sekalian hambaNya 'alim ulama'"
(Surah Al Fathir: 28)
Abu Laits menegaskan, bahawa seseorang dinyatakan takut kepada ALLAH SWT dapat terlihat tanda-tandanya dalam tujuh macam hal seperti berikut:
1. Ia memiliki lidah yang selalu menjadikannya sibuk berzikir atau bertasbih kepada ALLAH SWT dengan membaca Al Quran dan mempelajari ilmu agama.
2. Ia memiliki hati yang selalu mengeluarkan dari dalam hatinya perasaan tidak bermusuhan, iri hati, dengki dan sebagainya.
3. Penglihatannya tidak akan memandang kepada hal-hal yang haram, tidak memandang dunia dengan keinginan hawa nafsu, tetapi ia memandanginya dengan mengambil iktibar dan pelajaran.
Sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa memenuhi matanya dengan hal-hal yang haram, ALLAH SWT akan memenuhi matanya besok di hari kiamat dengan api neraka”
4. Perutnya, dia tidak memasukkan hal-hal haram kedalamnya, sebab yang demikian itu adalah perbuatan dosa.
Sabda Rasulullah SAW: “Ketika sesuap haram masuk dalam perut anak cucu Adam, semua malaikat di bumi dan di langit membenci dan melaknat kepadanya, selama suapan itu masih berada dalam perutnya dan kalau ia mati dalam keadaan seperti itu, maka tempatnya adalah jahanam"
5. Tangannya, dia tidak memanjangkan tangannya kearah hal-hal yang haram, tetapi memanjangkannya untuk memenuhi ketaatan.
6. Telapak kakinya, dia tidak berjalan kepada hal-hal yang haram atau kedalam kemaksiatan, tetapi berjalan di jalan ALLAH SWT dengan bersahabat atau berteman dengan orang-orang yang sholeh.
7. Ketaatannya, dia menjadikan ketaatannya itu murni dan ikhlas kerana ALLAH SWT.
Amalan-amalan yang tersebut diatas, memang tidak mudah untuk dilaksanakan, tetapi bagi orang-orang yang benar-benar mengharapkan kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak, beban berat yang mesti dilaksanakan itu bukan lagi menjadi persoalan, meskipun ia harus merangkak sedikit demi sedikit.
Sudah tentu, untuk menanamkan rasa takut kepada Allah SWT hingga menjadi darah daging dan tertanam di dalam hati, harus terlebih dahulu membiasakan diri dengan memenuhi perintah ALLAH SWT dan menjauhi segala laranganNya. Insya Allah dengan usaha seperti itu dari hari ke hari, ketaqwaan kita akan selalu bertambah dan meningkat terus, dan ingatlah bahwasanya iman yang kita miliki terkadang bertambah dan terkadang berkurang, “al-imaanu yazdaadu wa yanqushu”, dan ketika iman kita berkurang atau menurun, maka syaitan menjadi kuat menguasai diri kita di sebabkan kerana pertolongan nafsu dan segala kesenangannya, pada saat itulah kita tertipu oleh hawa nafsu.
“Musuhmu yang paling jahat adalah nafsumu sendiri yang berada diantara kedua sisimu”
Dengan demikian bererti kita harus mempunyai modal besar dalam mengharungi hidup yang penuh dengan aneka ragam godaan syaitan dan duniawi.
ALLAH SWT berfirman: “Dan hendaklah setiap manusia memperhatikan apa yang dia ajukan untuk hari esok”
Dengan memenuhi perintah ALLAH SWT, tentu kita akan senantiasa memperbaiki diri, apa kekurangan kita? Apa kesalahan kita? Bagaimana amal kebajikan kita? Bagaimana pula amal sholeh kita? Dengan demikian, tepatlah apa yang di katakan oleh Sayyidina Umar bin Khattab r.a
“Hisablah diri kalian atau adakanlah perhitungan pada diri kalian sebelum kalian dihisab”.
Sekali lagi marilah kita adakan perhitungan, sudahkah kita penuhi perintah-perintah Allah? Dan sudahkah kita menjauhi larangan-laranganNya!
Wallahualam...
5 minit untuk ALLAH...