16.2.11

Sesungguhnya beruntunglah mereka yang beriman..


Bismillahirrahmanirrahim..


"Sesungguhnya beruntunglah mereka yang beriman. (Yaitu) mereka yang khusyuk dalam solatnya. Dan mereka yang berpaling dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. Dan mereka yang mengeluarkan zakat. Dan mereka yang menjaga kehormatannya. Kecuali terhadap isterinya atau hamba sahayanya, maka mereka tidak tercela. Barangsiapa mencari diluar daripada itu (zina dsb), adalah mereka yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) mereka yang memelihara amanah dan menepati janjinya. Dan mereka yang memelihara solatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. Yakni yang akan mewarisi Syurga Firdaus, mereka kekal didalamnya."

(Surah Al Mukminun: 1-11)


7 sifat mukmin yang 'BERUNTUNG'


Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa mukmin yang beruntung adalah yang memiliki tujuh sifat atau ciri yang harus kita miliki dalam hidup ini.


1. Khusyuk dalam solat, yakni solat yang disertai rasa takut kepada Allah SWT dan ia yakin akan berjumpa denganNya sehingga solatnya dilaksanakan dengan penuh konsentrasi dan akan membekas dalam kehidupan sesudah solat.

Firman Allah SWT,

“ Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya" (Surah Al Baqarah: 45- 46)


2. Meninggalkan segala bentuk kesia-siaan, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan. Seorang mukmin yang berjaya bukan hanya mampu untuk menghasilkan sesuatu tetapi juga mampu memberi manfaat kepada orang lain sehingga akan membuatnya menjadi manusia yang terbaik di dunia maupun di akhirat.

Sabda Rasulullah SAW,

“ Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya kepada orang lain" (HR Muslim)

Begitu pula bila memiliki ilmu, seorang mukmin akan memanfaatkan ilmunya dengan baik agar ia tidak diazab.

Sabda Rasulullah SAW,

“ Orang yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang yang berilmu tapi tidak memanfaatkannya" (HR Thabrani)


3. Menunaikan zakat sehingga hartanya bersih dari segala kemungkinan yang haram dan hatinya juga bersih dari sifat-sifat yang tercela dalam kaitan dengan harta seperti kikir, terlalu cinta harta dan sebagainya. Zakat, infak dan sedekah merupakan bentuk-bentuk mengeluarkan harta di jalan kebaikan sebagai ciri orang yang beriman, sehingga mereka pun mendapat jaminan surga dari Allah SWT.

Firman Allah SWT,

“ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka" (Surah At Taubah: 111)


4. Menjaga kemaluan sehingga terhindar dari zina, yakni melakukan hubungan seksual kepada orang yang bukan istri atau suaminya. Kerana zina merupakan perbuatan tercela yang tidak mungkin dilakukan seorang mukmin sejati. Oleh sebab itu hukuman untuk pezina sangat berat.


5. Memelihara amanah atau kepercayaan yang diberikan kepadanya. Mukmin yang beruntung menyedari bahwa jika diberi kercayaan dalam berbagai bentuk itu merupakan sesuatu yang akan selalu dijaga dan dipelihara. Sebab ia merupakan sesuatu yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Firman Allah SWT,

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (Surah Al Anfal: 27)

Betapa pentingnya memelihara amanah sebagai salah satu kunci untuk mendapatkan keberuntungan, maka amanah itu tidak dapat dipisahkan dari iman sehingga tidak sempurna iman bagi orang yang tidak mampu memelihara amanahnya.

Sabda Rasulullah SAW,

“ Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama seseorang yang tidak menunaikan janji”
(HR Ahmad)


6. Memenuhi janji, baik janji kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia. Ketika manusia berjanji kepada Allah, seorang mukmin akan memenuhinya, yakni selalu beribadah kepadaNya.

Firman Allah SWT,

“ Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan" (Surah Al Fatihah: 5)

Begitu juga dengan janji kepada sesama manusia yang nantinya akan diminta untuk dipertanggungjawabkan.

Firman Allah SWT,

“ Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji itu pasti diminta pertanggung jawabkan” (Surah Al Isra: 34)


7. Memelihara solat sehingga ia selalu menunaikan solat dengan sebaik-baiknya yang telah diwajibkan kepadanya. Dari solat yang ditunaikan dengan baik inilah, akan lahir dari dirinya kepribadian yang soleh yang selalu menunjukkan prinsip-prinsip solat dalam kehidupan sesudah solat, sehingga solat tidak sekadar dikerjakan, tapi didirikan yang pengaruhnya dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.

Firman Allah SWT,

“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al Quran) dan dirikanlah solat. Sesungguhnya solat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (solat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ” (Surah Al Ankabut: 45)


11.2.11

Ya Rasulullah Ya Habiballah...


~ Bismillahirrahmanirrahim ~


"Dan Allah telah menghantar kepada mereka rombongan burung-burung yang berpasukan yang melontar mereka dengan batu-batu dari jenis yang dibakar keras, lalu Allah menjadikan mereka hancur seperti daun-daun kayu yang dimakan ulat" (Surah Al Fil: 3-5 )


Di mana akhirnya tentera Habsyah yang bergajah itu musnah dihujani oleh butiran batu tersebut. Sesungguhnya peristiwa ini adalah juga mukjizat sempena kelahiran Nabi Muhammad SAW yang kita sambut dan rayakan setiap kali mengingatinya dibulan Rabiul Awwal.


"Demi sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rasulullah itu contoh ikutan yang sebaik-baiknya iaitu mereka yang menghendakkan keredhaan Allah dan balasan baik di hari akhirat kelak serta sering menyebut dan mengingati Allah dengan sebaik-baiknya" (Surah Al-Ahzab: 21)


Di antara yang terpenting untuk menjadi perhatian kita sebagai umat Muhammad SAW dan manusia seluruhnya. Al-Quran menegaskan:


"Tidak kami utuskan kamu (Muhammad) melainkan membawa rahmat ke dunia seluruhnya" (Surah Al-Anbia: 107)


Sebagai umat dan kita yang ada sekarang telah dipusakakannya kepada kita dua perkara iaitu Al-Quran dan As-Sunnah untuk panduan kita meneruskan jihad selaku umat pilihan dan bertanggungjawab sebagaimana firman Allah SWT:


"Dan demikianlah Kami jadikan kamu (wahai umat Muhammad) satu umat pilihan lagi adil supaya kamu layak menjadi pemimpin umat manusia dan adalah Rasul itu menjadi saksi atas kebenaran tugas kamu"
(Surah Al Baqarah: 143)


Dalam menghadapi pergolakan yang semakin hangat dan mencabar hari ini sudahlah sampai masanya kita setiap umat Islam membuat analisa pengkajian dan perhitungan bahawa setakat mana dan sejauh manakah kita telah menunaikan tugas dan tanggungjawab kita sebagai umat pilihan dan umat yang paling baik?


Bagaimanakah kita hendak melaksanakan tugas sebagai pemimpin kiranya diri kita sendiri tidak boleh memberikan contoh dan tauladan kepada orang lain.


Jawapan kepada tanda tanya ini adalah disebabkan kesalahan kita sendiri. Kita tidak benar-benar memahami ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.


Kalau perjuangan Rasulullah dan para sahabat baginda adalah meletakkan kepentingan Islam di atas segala-galanya tetapi kita umat Islam di hari ini mungkin meletakkan kepentingan-kepentingan diri di atas kepentingan-kepentingan lain.


Oleh yang demikian sempena bulan Rabiul Awwal ini marilah kita kembali kepada ajaran Allah dan rasulnya dalam ertikata yang sebenar.


"Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggallah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya"
(Surah Al-Hasyr: 7)


Wallahualam..